waallaahu fadhdhala ba'dhakum 'alaa ba'dhin fii alrrizqi famaa alladziina fudhdhiluu biraaddii rizqihim 'alaa maa malakat aymaanuhum fahum fiihi sawaaun afabini'mati allaahi yajhaduuna 71. Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka mengapa mereka mengingkari ni'mat Allah [832 ]?. [832 ] Ayat ini salah satu dasar Ukhuwah dan Persamaaan dalam Islam. waallaahu ja'ala lakum min anfusikum azwaajan waja'ala lakum min azwaajikum baniina wahafadatan warazaqakum mina alththhayyibaati afabialbaathili yu/minuuna wabini'mati allaahi hum yakfuruuna 72. Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak- anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari ni'mat Allah ?" waya'buduuna min duuni allaahi maa laa yamliku lahum rizqan mina alssamaawaati waal-ardhi syay-an walaa yastathii'uuna 73. Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun). falaa tadhribuu lillaahi al- amtsaala inna allaaha ya'lamu wa-antum laa ta'lamuuna 74. Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. dharaba allaahu matsalan 'abdan mamluukan laa yaqdiru 'alaa syay-in waman razaqnaahu minnaa rizqan hasanan fahuwa yunfiqu minhu sirran wajahran hal yastawuuna alh amdu lillaahi bal aktsaruhum laa ya'lamuuna 75. Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan seorang yang Kami beri rezki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rezki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan, adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui [833 ]. [833 ] Maksud dari perumpamaan ini ialah untuk membantah orang-orang musyrikin yang menyamakan Tuhan yang memberi rezki dengan berhala-berhala yang tidak berdaya. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abbas r.a. mengatakan, bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan seorang lelaki dari kalangan kaum Quraisy dan hamba sahaya miliknya. Dan sehubungan dengan firman-Nya, "Dua orang lelaki yang seorang bisu..." (Q.S. An-Nahl 76) Ibnu Abbas mengatakan pula, bahwa ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan Usman bin Affan dan seorang hamba sahaya miliknya yang membenci Islam kemudian hamba sahaya itu menganjurkan Usman untuk tidak bersedekah dan berbuat amal kebaikan. Maka turunlah firman-Nya yang di atas tadi. wadharaba allaahu matsalan rajulayni ahaduhumaa abkamu laa yaqdiru 'alaa syay-in wahuwa kallun 'alaa mawlaahu aynamaa yuwajjihhu laa ya/ti bikhayrin hal yastawii huwa waman ya/muru bial'adli wahuwa 'alaa shiraathin mustaqiimin 76. Dan Allah membuat (pula) perumpamaan: dua orang lelaki yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatupun dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja dia disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus? SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Mujahid yang menceritakan, bahwa ada seorang lelaki badui datang menghadap kepada Nabi saw. lalu lelaki badui itu bertanya kepada Nabi saw. Maka Nabi saw. membacakan kepadanya firman Allah swt., "Dan Allah menjadikan bagi kalian rumah- rumah kalian sebagai tempat tinggal." (Q.S. An-Nahl 80)
kemudian lelaki badui itu menjawab, "Ya." Selanjutnya Nabi saw. meneruskan bacaannya, "Dan dia menjadikan bagi kalian rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kalian merasa ringan (membawa)nya di waktu kalian berjalan dan waktu kalian bermukim." (Q.S. An-Nahl 80) Lelaki badui itu menjawab, "Ya." Kemudian Nabi saw. membacakan kepadanya semua ayat tersebut sedangkan lelaki badui itu hanya menjawab, "Ya," hingga sampailah bacaan Nabi saw. kepada firman-Nya, "Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atas kalian agar kalian berserah diri kepada-Nya." (Q.S. An-Nahl 81) Akan tetapi setelah pembacaan ayat di atas lelaki badui itu berpaling pergi dari Nabi saw. dengan begitu saja. Maka Allah menurunkan firman- Nya, "Mereka mengetahui nikmat Allah kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir." (Q.S. An-Nahl 83).
walillaahi ghaybu alssamaawaati waal-ardhi wamaa amru alssaa'ati illaa kalamhi albashari aw huwa aqrabu inna allaaha 'alaa kulli syay-in qadiirun 77. Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. waallaahu akhrajakum min buthuuni ummahaatikum laa ta'lamuuna syay-an waja'ala lakumu alssam'a waal-abshaara waal-af-idata la'allakum tasykuruuna 78. Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. alam yaraw ilaa alththhayri musakhkharaatin fii jawwi alssamaa-i maa yumsikuhunna illaa allaahu inna fii dzaalika laaayaatin liqawmin yu/ minuuna 79. Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang- orang yang beriman. waallaahu ja'ala lakum min buyuutikum sakanan waja'ala lakum min juluudi al-an'aa mi buyuutan tastakhiffuunahaa yawma zha'nikum wayawma iqaamatikum wamin ashwaafihaa wa-awbaarihaa wa-asy'aarihaa atsaatsan wamataa'an ilaa hiinin 80. Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah- rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu). SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Mujahid yang menceritakan, bahwa ada seorang lelaki badui datang menghadap kepada Nabi saw. lalu lelaki badui itu bertanya kepada Nabi saw. Maka Nabi saw. membacakan kepadanya firman Allah swt., "Dan Allah menjadikan bagi kalian rumah- rumah kalian sebagai tempat tinggal." (Q.S. An-Nahl 80)
kemudian lelaki badui itu menjawab, "Ya." Selanjutnya Nabi saw. meneruskan bacaannya, "Dan dia menjadikan bagi kalian rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kalian merasa ringan (membawa)nya di waktu kalian berjalan dan waktu kalian bermukim." (Q.S. An-Nahl 80) Lelaki badui itu menjawab, "Ya." Kemudian Nabi saw. membacakan kepadanya semua ayat tersebut sedangkan lelaki badui itu hanya menjawab, "Ya," hingga sampailah bacaan Nabi saw. kepada firman-Nya, "Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atas kalian agar kalian berserah diri kepada-Nya." (Q.S. An-Nahl 81) Akan tetapi setelah pembacaan ayat di atas lelaki badui itu berpaling pergi dari Nabi saw. dengan begitu saja. Maka Allah menurunkan firman- Nya, "Mereka mengetahui nikmat Allah kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir." (Q.S. An-Nahl 83). waallaahu ja'ala lakum mimmaa khalaqa zhilaalan waja'ala lakum mina aljibaali aknaanan waja'ala lakum saraabiila taqiikumu alharra wasaraabiila taqiikum ba/sakum kadzaalika yutimmu ni'matahu 'alaykum la'allakum tuslimuuna 81. Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat- tempat tinggal di gunung- gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan ni'mat- Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya). SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Mujahid yang menceritakan, bahwa ada seorang lelaki badui datang menghadap kepada Nabi saw. lalu lelaki badui itu bertanya kepada Nabi saw. Maka Nabi saw. membacakan kepadanya firman Allah swt., "Dan Allah menjadikan bagi kalian rumah- rumah kalian sebagai tempat tinggal." (Q.S. An-Nahl 80)
kemudian lelaki badui itu menjawab, "Ya." Selanjutnya Nabi saw. meneruskan bacaannya, "Dan dia menjadikan bagi kalian rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kalian merasa ringan (membawa)nya di waktu kalian berjalan dan waktu kalian bermukim." (Q.S. An-Nahl 80) Lelaki badui itu menjawab, "Ya." Kemudian Nabi saw. membacakan kepadanya semua ayat tersebut sedangkan lelaki badui itu hanya menjawab, "Ya," hingga sampailah bacaan Nabi saw. kepada firman-Nya, "Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atas kalian agar kalian berserah diri kepada-Nya." (Q.S. An-Nahl 81) Akan tetapi setelah pembacaan ayat di atas lelaki badui itu berpaling pergi dari Nabi saw. dengan begitu saja. Maka Allah menurunkan firman- Nya, "Mereka mengetahui nikmat Allah kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir." (Q.S. An-Nahl 83).
fa-in tawallaw fa-innamaa 'alayka albalaaghu almubiinu 82. Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang [834 ]. [834 ] Maksudnya: Nabi Muhammad SAW tidak dapat memberi taufiq dan hidayah kepada seseorang sehingga dia beriman. ya'rifuuna ni'mata allaahi tsumma yunkiruunahaa wa- aktsaruhumu alkaafiruuna 83. Mereka mengetahui ni'mat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir. Tiap- tiap rasul menjadi saksi atas umatnya di hari kiamat. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Buraidah yang menceritakan, bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan berbaiat kepada Nabi saw. wayawma nab'atsu min kulli ummatin syahiidan tsumma laa yu/dzanu lilladziina kafaruu walaa hum yusta'tabuuna 84. Dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (rasul), kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta ma'af. wa-idzaa raaa alladziina zhalamuu al'adzaaba falaa yukhaffafu 'anhum walaa hum yunzharuuna 85. Dan apabila orang-orang zalim telah menyaksikan azab, maka tidaklah diringankan azab bagi mereka dan tidak puIa mereka diberi tangguh. wa-idzaa raaa alladziina asyrakuu syurakaa-ahum qaaluu rabbanaa haaulaa-i syurakaaunaa alladziina kunnaa nad'uu min duunika fa-alqaw ilayhimu alqawla innakum lakaadz ibuuna 86. Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka [835 ], mereka berkata: "Ya Tuhan kami mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain dari Engkau". Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang dusta". [835 ] Yang dimaksud dengan "sekutu" di sini ialah apa-apa yang mereka sembah selain Allah atau syaitan-syaitan yang menganjurkan mereka menyembah berhala. wa-alqaw ilaa allaahi yawma- idzin alssalama wadhalla 'anhum maa kaanuu yaftaruuna 87. Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah pada hari itu dan hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan [836 ]. [836 ] Yang mereka ada-adakan itu ialah kepercayaan, bahwa Allah mempunyai sekutu-sekutu dan sekutu-sekutu itu dapat memberi syafa'at kepada mereka di samping Allah s.w.t. Image alladziina kafaruu washadduu 'an sabiili allaahi zidnaahum 'adzaaban fawqa al'adzaabi bimaa kaanuu yufsiduuna 88. Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan [837 ] disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan. [837 ] Maksudnya: siksaan yang berlipat ganda. wayawma nab'atsu fii kulli ummatin syahiidan 'alayhim min anfusihim waji/naa bika syahiidan 'alaa haaulaa-i wanazzalnaa 'alayka alkitaaba tibyaanan likulli syay-in wahudan warahmatan wabusyraa lilmuslimiina 89. ( Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. inna allaaha ya/muru bial'adli waal-ihsaani wa-iitaa-i dzii alqurbaa wayanhaa 'ani alfahsyaa-i waalmunkari waalbaghyi ya'izhukum la'allakum tadzakkaruuna 90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. * wa-awfuu bi'ahdi allaahi idzaa 'aahadtum walaa tanqudhuu al- aymaana ba'da tawkiidihaa waqad ja'altumu allaaha 'alaykum kafiilan inna allaaha ya'lamu maa taf'aluuna 91. Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah- sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Bakar bin Abu Hafsh r.a. yang menceritakan bahwa ada seorang wanita yang dikenal dengan nama Saidah Al- Asadiyah; ia adalah wanita yang gila, pekerjaan sehari-harinya hanyalah mengumpulkan rambut dan serat-serat. Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan sifat- sifatnya, yaitu, "Dan janganlah kalian seperti seorang perempuan yang menguraikan kembali hasil pintalannya..." (Q.S. An-Nahl 92).
walaa takuunuu kaallatii naqadhat ghazlahaa min ba'di quwwatin ankaatsan tattakhidzuuna aymaanakum dakhalan baynakum an takuuna ummatun hiya arbaa min ummatin innamaa yabluukumu allaahu bihi walayubayyinanna lakum yawma alqiyaamati maa kuntum fiihi takhtalifuuna 92. Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain [838 ]. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu. [838 ] Kaum muslimin yang jumlahnya masih sedikit itu telah mengadakan perjanjian yang kuat dengan Nabi di waktu mereka melihat orang-orang Quraisy berjumlah banyak dan berpengalaman cukup, lalu timbullah keinginan mereka untuk membatalkan perjanjian dengan Nabi Muhammad SAW itu. Maka perbuatan yang demikian itu dilarang oleh Allah s.w.t. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang dha'if (lemah) melalui jalur Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. mengajarkan agama Islam kepada seorang pendeta Nasrani di Mekah yang dikenal dengan nama Bal'am. Bal'am berbahasa ajam. Dan orang-orang musyrik sering melihat Rasulullah saw. mengunjunginya dan keluar daripadanya. Maka mereka mengatakan, "Sesungguhnya dia (Muhammad) belajar kepada Bal'am." Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, 'Sesungguhnya Alquran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)'..." (Q.S. An Nahl 103). Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Hushain dari Abdullah bin Muslim Al- Hadhrami yang menceritakan, bahwa kami mempunyai dua orang hamba sahaya; salah seorang di antaranya bernama Yasar, sedangkan yang lainnya bernama Jabbar; keduanya berasal dari Shaqliyah (Sicilia). Keduanya selalu membaca kitab mereka dan mengajarkannya kepada orang lain. Dan Rasulullah saw. sering lewat kepada keduanya, kemudian mendengarkan bacaan keduanya. Maka orang-orang musyrik mengatakan, "Sesungguhnya dia (Muhammad) belajar dari kedua orang itu". Lalu Allah menurunkan firman-Nya. walaw syaa-a allaahu laja'alakum ummatan waah idatan walaakin yudhillu man yasyaau wayahdii man yasyaau walatus-alunna 'ammaa kuntum ta'maluuna 93. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. walaa tattakhidzuu aymaanakum dakhalan baynakum fatazilla qadamun ba'da tsubuutihaa watadzuuquu alssuu-a bimaa shadadtum 'an sabiili allaahi walakum 'adzaabun 'azhiimun 94. Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah; dan bagimu azab yang besar. walaa tasytaruu bi'ahdi allaahi tsamanan qaliilan innamaa 'inda allaahi huwa khayrun lakum in kuntum ta'lamuuna 95. Dan janganlah kamu tukar perjanjianmu dengan Allah dengan harga yang sedikit (murah), sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. maa 'indakum yanfadu wamaa 'inda allaahi baaqin walanajziyanna alladziina shabaruu ajrahum bi-ahsani maa kaanuu ya'maluuna 96. Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang- orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. man 'amila shaalihan min dzakarin aw untsaa wahuwa mu/minun falanuhyiyannahu hayaatan thayyibatan walanajziyannahum ajrahum bi- ah sani maa kaanuu ya'maluuna 97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik [839 ] dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [839 ] Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman. fa-idzaa qara/ta alqur-aana faista'idz biallaahi mina alsysyaythaani alrrajiimi 98. Apabila kamu membaca Al- Qur'an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. innahu laysa lahu sulthaanun 'alaa alladziina aamanuu wa'alaa rabbihim yatawakkaluuna 99. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. innamaa sulthaanuhu 'alaa alladziina yatawallawnahu waalladziina hum bihi musyrikuuna 100. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. Allah lebih mengetahui apa yang bermanfaat dan yang sesuai dengan suatu masa. * wa-idzaa baddalnaa aayatan makaana aayatin waallaahu a'lamu bimaa yunazzilu qaaluu innamaa anta muftarin bal aktsaruhum laa ya'lamuuna 101. Dan apabila Kami letakkan suatu ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-adakan saja". Bahkan kebanyakan mereka tiada mengetahui. qul nazzalahu ruuhu alqudusi min rabbika bialhaqqi liyutsabbita alladziina aamanuu wahudan wabusyraa lilmuslimiina 102. Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang- orang yang berserah diri (kepada Allah)". walaqad na'lamu annahum yaquuluuna innamaa yu'allimuhu basyarun lisaanu alladzii yulhiduuna ilayhi a'jamiyyun wahaadzaa lisaanun 'arabiyyun mubiinun 103. Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al- Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam [840 ], sedang Al-Qur'an adalah dalam bahasa Arab yang terang. [840 ] Bahasa 'Ajam ialah bahasa selain bahasa Arab dan dapat juga berarti bahasa Arab yang tidak baik, karena orang yang dituduh mengajar Muhammad itu bukan orang Arab dan hanya tahu sedikit-sedikit bahasa Arab. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa ketika Nabi saw. bermaksud untuk hijrah ke Madinah, lalu orang-orang musyrik menangkap Bilal, Khabbab dan Ammar bin Yasir. Maka Ammar mengucapkan kata-kata yang membuat kaum musyrikin merasa takjub karenanya; Ammar sengaja melakukan hal itu demi untuk keselamatan dirinya yaitu bertaqiyyah. Ketika ia kembali kepada Rasulullah saw. lalu ia menceritakan hal tersebut kepadanya. Maka Rasulullah saw. bertanya kepadanya, "Bagaimanakah dengan hatimu sewaktu kamu mengucapkan kalimat tersebut? Apakah kamu merasa lega dengan apa yang kamu ucapkan itu?" Ammar menjawab, "Tidak". Maka Allah menurunkan firman- Nya, "Kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa)." (Q.S. An- Nahl 106). Ibnu Abu Hatim mengetengahkan pula sebuah hadis yang lain melalui Mujahid yang menceritakan, bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan sebagian penduduk Mekah yang telah beriman. Kemudian sebagian para sahabat menulis surah kepada mereka dari Madinah, yang isinya menganjurkan mereka untuk berhijrah. Lalu mereka keluar berangkat menuju ke Madinah. Akan tetapi di tengah jalan mereka dikejar oleh orang- orang Quraisy; kemudian orang- orang Quraisy menyiksa mereka, sehingga mereka mengucapkan kalimat kufur karena dipaksa. Maka ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan mereka itu. Ibnu Saad di dalam kitabnya Ath-Thabaqaat mengetengahkan sebuah hadis melalui Umar bin Hakam yang menceritakan, bahwa Ammar bin Yasir mengalami siksaan yang amat berat sekali sehingga ia tidak sadar lagi apa yang dikatakan oleh mulutnya. Dan demikian pula Shuhaib ia mengalami siksaan yang berat juga, sehingga ia tidak sadar lagi apa yang dikatakan oleh lisannya. Dan Fukaihah mengalami siksaan yang berat pula sehingga ia tidak sadar lagi apa yang dikatakan oleh mulutnya. Bilal, Amir bin Fuhairah dan segolongan kaum Muslimin mengalami siksaan yang berat dari kaum musyrikin; maka berkenaan dengan merekalah ayat berikut ini diturunkan, yaitu firman-Nya, "Dan sesungguhnya Rabbmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan." (Q.S. An- Nahl 110).
inna alladziina laa yu/minuuna bi-aayaati allaahi laa yahdiihimu allaahu walahum 'adzaabun aliimun 104. Sesungguhnya orang- orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (Al- Qur'an), Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih. innamaa yaftarii alkadziba alladziina laa yu/minuuna bi- aayaati allaahi waulaa-ika humu alkaadzibuuna 105. Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang- orang pendusta. man kafara biallaahi min ba'di iimaanihi illaa man ukriha waqalbuhu muthma-innun bial- iimaani walaakin man syaraha bialkufri shadran fa'alayhim ghadhabun mina allaahi walahum 'adzaabun 'azhiimun 106. Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Hakim, Imam Baihaqi di dalam kitab Ad-Dala`ilnya, dan Imam Bazzar mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Hurairah r.a. yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. berdiri di hadapan jenazah Hamzah ketika ia gugur sebagai syahid, sedangkan keadaannya sangat menyedihkan sekali karena tercincang. Maka Rasulullah saw. bersumpah kala itu melalui sabdanya, "Sungguh aku akan membalas perbuatan ini dengan tujuh puluh orang dari kalangan mereka sebagai penggantimu." Maka pada saat itu juga turunlah malaikat Jibril kepada Nabi saw. yang pada waktu itu sedang berdiri, seraya membawa wahyu ayat-ayat terakhir surah An- Nahl, yaitu mulai dari firman- Nya, "Dan jika kalian memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepada kalian." (Q.S. An-Nahl 126) sampai dengan akhir surah An-Nahl. Kemudian Rasulullah saw. berhenti dan menahan diri dari apa yang dikehendakinya itu. Imam Tirmizi mengetengahkan sebuah hadis yang ia nilai sebagai hadis hasan, dan demikian pula Imam Hakim dengan melalui jalur sanad Ubay bin Kaab r.a. yang menceritakan, bahwa ketika perang Uhud usai di antara orang-orang yang gugur dari kalangan sahabat Ansar berjumlah enam puluh empat orang, sedangkan mereka yang gugur dari kalangan sahabat Muhajirin berjumlah enam orang; satu orang di antaranya adalah Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi saw.). Dan ternyata jenazah mereka semuanya dalam keadaan yang menyedihkan, yaitu tercincang- cincang. Maka sahabat Ansar berkata, "Seandainya kami dapat membunuh mereka di lain kesempatan, dalam peristiwa seperti ini, maka niscaya kami akan berlaku lebih kejam daripada mereka". Maka ketika pembukaan kota Mekah Allah menurunkan firman-Nya, "Dan jika kalian memberikan balasan, maka balaslah..." (Q.S. An-Nahl 126). Menurut keterangan yang kuat, ayat di atas diturunkan selang beberapa masa kemudian, yaitu hingga pembukaan kota Mekah. Tetapi menurut riwayat hadis Yang sebelum ini disebutkan bahwa ayat ini diturunkan sewaktu perang Uhud. Kemudian Ibnu Hashshar mengambil kesimpulan dari keseluruhannya itu, bahwa ayat ini pada awal mulanya diturunkan di Mekah, kemudian di Uhud, dan terakhir di Mekah lagi, dimaksud sebagai peringatan dari Allah buat hamba-hamba-Nya. dzaalika bi-annahumu istahabbuu alhayaata alddunyaa 'alaa al-aakhirati wa-anna allaaha laa yahdii alqawma alkaafiriina 107. Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. ulaa-ika alladziina thaba'a allaahu 'alaa quluubihim wasam'ihim wa-abshaarihim waulaa-ika humu alghaafiluuna 108. Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai. laa jarama annahum fii al- aakhirati humu alkhaasiruuna 109. Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang- orang yang merugi. tsumma inna rabbaka lilladziina haajaruu min ba'di maa futinuu tsumma jaahaduu washabaruu inna rabbaka min ba'dihaa laghafuurun rahiimun 110. Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. * yawma ta/tii kullu nafsin tujaa dilu 'an nafsihaa watuwaffaa kullu nafsin maa 'amilat wahum laa yuzhlamuuna 111. ( Ingatlah) suatu hari (ketika) tiap-tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi tiap-tiap diri disempurnakan (balasan) apa yang telah dikerjakannya, sedangkan mereka tidak dianiaya (dirugikan). wadharaba allaahu matsalan qaryatan kaanat aaminatan muthma-innatan ya/tiihaa rizquhaa raghadan min kulli makaanin fakafarat bi-an'umi allaahi fa-adzaaqahaa allaahu libaasa aljuu'i waalkhawfi bimaa kaanuu yashna'uuna 112. Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari ni'mat-ni'mat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian [841 ] kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. [841 ] Maksudnya: kelaparan dan ketakutan itu meliputi mereka seperti halnya pakaian meliputi tubuh mereka. walaqad jaa-ahum rasuulun minhum fakadzdzabuuhu fa- akhadzahumu al'adzaabu wahum zhaalimuuna 113. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang- orang yang zalim. Makanan yang halal dan yang haram. fakuluu mimmaa razaqakumu allaahu halaalan thayyiban wausykuruu ni'mata allaahi in kuntum iyyaahu ta'buduuna 114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah ni'mat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. innamaa harrama 'alaykumu almaytata waalddama walahma alkhinziiri wamaa uhilla lighayri allaahi bihi famani idthurra ghayra baaghin walaa 'aadin fa- inna allaaha ghafuurun rahiimun 115. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. walaa taquuluu limaa tashifu alsinatukumu alkadziba haadzaa halaalun wahaadzaa haraamun litaftaruu 'alaa allaahi alkadziba inna alladziina yaftaruuna 'alaa allaahi alkadziba laa yuflihuuna 116. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. mataa'un qaliilun walahum 'adzaabun aliimun 117. ( Itu adalah) kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka azab yang pedih. wa'alaa alladziina haaduu harramnaa maa qashashnaa 'alayka min qablu wamaa zhalamnaahum walaakin kaanuu anfusahum yazhlimuuna 118. Dan terhadap orang-orang Yahudi, Kami haramkan apa yang telah Kami ceritakan dahulu kepadamu [842 ]; dan Kami tiada menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. [842 ] Lihat surat Al An'aam ayat 146.
tsumma inna rabbaka lilladziina 'amiluu alssuu-a bijahaalatin tsumma taabuu min ba'di dzaalika wa-ashlahuu inna rabbaka min ba'dihaa laghafuurun rahiimun 119. Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. inna ibraahiima kaana ummatan qaanitan lillaahi haniifan walam yaku mina almusyrikiina 120. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif [843 ]. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), [843 ] Hanif maksudnya: seorang yang selalu berpegang kepada kebenaran dan tak pernah meninggalkannya. * syaakiran li-an'umihi ijtabaahu wahadaahu ilaa shiraathin mustaqiimin 121. ( lagi) yang mensyukuri ni'mat-ni'mat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. waaataynaahu fii alddunyaa hasanatan wa-innahu fii al- aakhirati lamina alshshaalihiina 122. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang- orang yang saleh. tsumma awhaynaa ilayka ani ittabi' millata ibraahiima haniifan wamaa kaana mina almusyrikiina 123. Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang- orang yang mempersekutukan Tuhan. innamaa ju'ila alssabtu 'alaa alladziina ikhtalafuu fiihi wa- inna rabbaka layahkumu baynahum yawma alqiyaamati fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuuna 124. Sesungguhnya diwajibkan (menghormati) [844 ] hari Sabtu atas orang-orang (Yahudi) yang berselisih padanya. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar- benar akan memberi putusan di antara mereka di hari kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu. [844 ] Menghormati hari Sabtu itu ialah dengan jalan memperbanyak ibadat dan amalan-amalan yang saleh serta meninggalkan pekerjaan sehari- hari. ud'u ilaa sabiili rabbika bialhikmati waalmaw'izhati alhasanati wajaadilhum biallatii hiya ahsanu inna rabbaka huwa a'lamu biman dhalla 'an sabiilihi wahuwa a'lamu bialmuhtadiina 125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah [845 ] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [845 ] Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. wa-in 'aaqabtum fa'aaqibuu bimitsli maa 'uuqibtum bihi wala-in shabartum lahuwa khayrun lilshshaabiriina 126. Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu [846 ]. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. [846 ] Maksudnya pembalasan yang dijatuhkan atas mereka janganlah melebihi dari siksaan yang ditimpakan atas kita. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abdul Barr mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang dha'if melalui Siti Aisyah r.a. yang menceritakan, bahwa Siti Khadijah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang anak- anak kaum musyrikin. Rasulullah saw. menjawab, "Mereka berasal dari bapak-bapak mereka." Kemudian sesudah itu Siti Khadijah bertanya lagi kepada Rasulullah saw. maka Rasulullah saw. menjawab, "Allah lebih mengetahui tentang apa yang mereka lakukan (nanti seandainya mereka hidup)." Kemudian Siti Khadijah bertanya lagi kepada Rasulullah saw. sesudah agama Islam kuat, lalu turunlah firman-Nya, "Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain." (Q.S. Al-Isra 15). Dan Rasulullah saw. bersabda, "Anak-anak orang-orang musyrik itu berada dalam fitrah (agama Islam)," atau beliau bersabda, "(Mereka) berada dalam surga." waishbir wamaa shabruka illaa biallaahi walaa tahzan 'alayhim walaa taku fii dhayqin mimmaa yamkuruuna 127. Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. inna allaaha ma'a alladziina ittaqaw waalladziina hum muhsinuuna 128. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.
Sambungan Surah An - Nahl : jumlah Ayat: 128
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar