Surah Al An'am : jumlah Ayat : 165

alhamdu lillaahi alladzii khalaqa alssamaawaati waal-ardha waja'ala alzhzhulumaati waalnnuura tsumma alladziina kafaruu birabbihim ya'diluuna 1. Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka. huwa alladzii khalaqakum min thiinin tsumma qadaa ajalan wa-ajalun musamman 'indahu tsumma antum tamtaruuna 2. Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi- Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu). wahuwa allaahu fii alssamaawaati wafii al-ardhi ya'lamu sirrakum wajahrakum waya'lamu maa taksibuuna 3. Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan. wamaa ta/tiihim min aayatin min aayaati rabbihim illaa kaanuu 'anhaa mu'ridhiina 4. Dan tidak ada suatu ayatpun dari ayat-ayat [458 ] Tuhan sampai kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakannya). [458 ] "Ayat" di sini berarti mu'jizat atau ayat Al-Quraan atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam alam yang menunjukkan kekuasaan Allah. faqad kadzdzabuu bialhaqqi lammaa jaa-ahum fasawfa ya/ tiihim anbaau maa kaanuu bihi yastahzi-uuna 5. Sesungguhnya mereka telah mendustakan yang haq (Al- Quraan) tatkala sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok- olokkan. alam yaraw kam ahlaknaa min qablihim min qarnin makkannaa hum fii al-ardhi maa lam numakkin lakum wa- arsalnaa alssamaa-a 'alayhim midraaran waja'alnaa al-anhaara tajrii min tahtihim fa- ahlaknaahum bidzunuubihim wa-ansya/naa min ba'dihim qarnan aakhariina 6. Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. walaw nazzalnaa 'alayka kitaaban fii qirthaasin falamasuuhu bi-aydiihim laqaala alladziina kafaruu in haadzaa illaa sihrun mubiinun 7. Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang- orang kafir itu berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata." waqaaluu lawlaa unzila 'alayhi malakun walaw anzalnaa malakan laqudhiya al-amru tsumma laa yunzharuuna 8. Dan mereka berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat [459 ]?" dan kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentulah selesai urusan itu [460 ], kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikitpun). [459 ] Maksudnya: untuk menerangkan bahwa Muhammad SAW itu seorang nabi. [460 ] Maksudnya: kalau diturunkan kepada mereka malaikat, sedang mereka tidak juga beriman, tentulah mereka akan diazab Allah seketika, sehingga mereka binasa semuanya. walaw ja'alnaahu malakan laja'alnaahu rajulan walalabasnaa 'alayhim maa yalbisuuna 9. Dan kalau Kami jadikan rasul itu malaikat, tentulah Kami jadikan dia seorang laki-laki dan (kalau Kami jadikan ia seorang laki-laki), tentulah Kami meragu-ragukan atas mereka apa yang mereka ragu-ragukan atas diri mereka sendiri [461 ]. [461 ] Maksudnya: kalau Allah mengutus seorang malaikat sebagai rasul, tentu Allah mengutusnya dalam bentuk seorang manusia, karena manusia tidak dapat melihat malaikat, dan tentu juga mereka akan berkata: ini bukan malaikat, hanya manusia seperti kami juga, jadi mereka akan tetap ragu-ragu. walaqadi istuhzi-a birusulin min qablika fahaa qa bialladziina sakhiruu minhum maa kaanuu bihi yastahzi-uuna 10. Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (azab) olok- olokan mereka. qul siiruu fii al-ardhi tsumma unzhuruu kayfa kaana 'aaqibatu almukadzdzibiina 11. Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu." qul liman maa fii alssamaawaati waal-ardhi qul lillaahi kataba 'alaa nafsihi alrrahmata layajma'annakum ilaa yawmi alqiyaamati laa rayba fiihi alladziina khasiruu anfusahum fahum laa yu/minuuna 12. Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang [462 ]. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman. [463 ] [462 ] Maksudnya: Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada mahluk-Nya [463 ] maksudnya: orang-orang yang tidak menggunakan akal- fikirannya, tidak mau beriman walahu maa sakana fii allayli waalnnahaari wahuwa alssamii'u al'aliimu 13. Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada pada malam dan siang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. qul aghayra allaahi attakhidzu waliyyan faathiri alssamaawaati waal-ardhi wahuwa yuth'imu walaa yuth'amu qul innii umirtu an akuuna awwala man aslama walaa takuunanna mina almusyrikiina 14. Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak memberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik." qul innii akhaafu in 'ashaytu rabbii 'adzaaba yawmin 'azhiimin 15. Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku." man yushraf 'anhu yawma-idzin faqad rahimahu wadzaalika alfawzu almubiinu 16. Barang siapa yang dijauhkan azab dari padanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata. wa-in yamsaska allaahu bidhurrin falaa kaasyifa lahu illaa huwa wa-in yamsaska bikhayrin fahuwa 'alaa kulli syay-in qadiirun 17. Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. wahuwa alqaahiru fawqa 'ibaadihi wahuwa alhakiimu alkhabiiru 18. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba- Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. qul ayyu syay-in akbaru syahaa datan quli allaahu syahiidun baynii wabaynakum wauuh iya ilayya haadzaa alqur- aanu li-undzirakum bihi waman balagha a-innakum latasyhaduuna anna ma'a allaahi aalihatan ukhraa qul laa asyhadu qul innamaa huwa ilaahun waahidun wa-innanii barii-un mimmaa tusyrikuuna 19. Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah". Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang- orang yang sampai Al-Quraan (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui." Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)". SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Ishak dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui jalur Said atau Ikrimah dari Ibnu Abbas yang telah mengatakan, bahwa Nahham bin Zaid, Qarrum bin Kaab dan Bahri bin Amr berkata, "Hai Muhammad! Kami tidak mengetahui bahwa beserta Allah ada tuhan selain- Nya." Nabi saw. menjawab, "Tidak ada tuhan selain Allah, dengan demikianlah aku diutus dan kepada hal itulah aku menyerukan." Kemudian Allah swt. menurunkan wahyu sehubungan dengan perkataan mereka itu, yaitu firman-Nya, "Katakanlah siapa yang lebih kuat persaksiannya..." (Q.S. Al- An'am 19).
alladziina aataynaahumu alkitaaba ya'rifuunahu kamaa ya'rifuuna abnaa-ahum alladziina khasiruu anfusahum fahum laa yu/minuuna 20. Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah). * waman azhlamu mimmani iftaraa 'alaa allaahi kadziban aw kadzdzaba bi-aayaatihi innahu laa yuflihu alzhzhaalimuuna 21. Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan. wayawma nahsyuruhum jamii'an tsumma naquulu lilladz iina asyrakuu ayna syurakaaukumu alladziina kuntum taz'umuuna 22. Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya [464 ] kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dulu kamu katakan (sekutu-sekutu) Kami?". [464 ] Semua makhluk Allah yang mukallaf. tsumma lam takun fitnatuhum illaa an qaaluu waallaahi rabbinaa maa kunnaa musyrikiina 23. Kemudian tiadalah fitnah [465 ] mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah". [465 ] Yang dimaksud dengan fitnah di sini ialah jawaban yang berupa kedustaan. unzhur kayfa kadzabuu 'alaa anfusihim wadhalla 'anhum maa kaanuu yaftaruuna 24. Lihatlah bagaimana mereka telah berdusta kepada diri mereka sendiri dan hilanglah daripada mereka sembahan- sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. waminhum man yastami'u ilayka waja'alnaa 'alaa quluubihim akinnatan an yafqahuuhu wafii aatsaa nihim waqran wa-in yaraw kulla aa yatin laa yu/minuu bihaa hattaa idzaa jaauuka yujaadiluunaka yaquulu alladziina kafaruu in haadzaa illaa asaathiiru al-awwaliina 25. Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkani (bacaan)mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: "Al-Quraan ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu." wahum yanhawna 'anhu wayan- awna 'anhu wa-in yuhlikuuna illaa anfusahum wamaa yasy'uruuna 26. Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al- Quraan dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari. walaw taraa idz wuqifuu 'alaa alnnaari faqaaluu yaa laytanaa nuraddu walaa nukadzdziba bi- aayaati rabbinaa wanakuuna mina almu/miniina 27. Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). bal badaa lahum maa kaanuu yukhfuuna min qablu walaw rudduu la'aa duu limaa nuhuu 'anhu wa-innahum lakaadz ibuuna 28. Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya [466 ]. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka. [466 ] Maksudnya: mereka sebenarnya tidak bercita-cita ingin dikembalikan ke dunia untuk beriman kepada Allah, tetapi perkataan itu semata- mata diucapkan karena melihat kedahsyatan neraka. waqaaluu in hiya illaa hayaatunaa alddunyaa wamaa nahnu bimab'uutsiina 29. Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali- sekali tidak akan dibangkitkan". [467 ] [467 ] Maksudnya: jika mereka dikembalikan ke dunia, mereka akan mengatakan demikian. walaw taraa idz wuqifuu 'alaa rabbihim qaala alaysa haadzaa bialhaqqi qaaluu balaa warabbinaa qaala fadzuuquu al'adzaaba bimaa kuntum takfuruuna 30. Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: "Bukankah (kebangkitan ini benar?" Mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami". Berfirman Allah: "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari(nya)". * qad khasira alladziina kadzdzabuu biliqaa-i allaahi hattaa idzaa jaa-at-humu alssaa'atu baghtatan qaaluu yaa hasratanaa 'alaa maa farrathnaa fiihaa wahum yahmiluuna awzaarahum 'alaa zhuhuurihim alaa saa-a maa yaziruuna 31. Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu !", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu. wamaa alhayaatu alddunyaa illaa la'ibun walahwun walalddaaru al-aakhirati khayrun lilladziina yattaquuna afalaa ta'qiluuna 32. Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka [468 ]. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? [468 ] Maksudnya: kesenangan- kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. Janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat. qad na'lamu innahu layah zunuka alladzii yaquuluuna fa-innahum laa yukadzdzibuunaka walaakinna alzhzhaalimiina bi-aayaati allaahi yajhaduuna 33. Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. [469 ] [469 ] Dalam ayat ini Allah menghibur Nabi Muhammad SAW dengan menyatakan bahwa orang-orang musyrikin yang mendustakan Nabi, pada hakekatnya adalah mendustakan Allah sendiri, karena Nabi itu diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Allah. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Tirmizi dan Imam Hakim meriwayatkan melalui Ali, bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Nabi saw., "Sesungguhnya kami tidak mendustakanmu, akan tetapi kami hanya mendustakan apa yang engkau sampaikan." Kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Mereka sebenarnya tidak mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang lalim itu mengingkari ayat-ayat Allah." (Q.S. Al-An'am 33).
walaqad kudzdzibat rusulun min qablika fashabaruu 'alaa maa kudzdzibuu wauudzuu hattaa ataahum nashrunaa walaa mubaddila likalimaati allaahi walaqad jaa-aka min naba-i almursaliina 34. Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat- kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu. wa-in kaana kabura 'alayka i'raaduhum fa-ini istatha'ta an tabtaghiya nafaqan fii al-ardhi aw sullaman fii alssamaa-i fata/ tiyahum bi-aayatin walaw syaa- a allaahu lajama'ahum 'alaa alhudaa falaa takuunanna mina aljaahiliina 35. Dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat membuat lobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mu'jizat kepada mereka (maka buatlah) [470 ]. Kalau Allah menghendaki, tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang jahil [470 ] Maksudnya ialah: janganlah kamu merasa keberatan atas sikap mereka itu berpaling daripada Kami. Kalau kamu merasa keberatan cobalah usahakan suatu mu'jizat yang dapat memuaskan hati mereka, dan kamu tentu tidak akan sanggup. innamaa yastajiibu alladziina yasma'uuna waalmawtaa yab'atsuhumu allaahu tsumma ilayhi yurja'uuna 36. Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hatinya) [471 ], akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepadaNyalah mereka dikembalikan. [471 ] Maksudnya orang-orang yang kafir tidak mendengarkan dan tidak mematuhi seruan Allah waqaaluu lawlaa nuzzila 'alayhi aayatun min rabbihi qul inna allaaha qaadirun 'alaa an yunazzila aayatan walaakinna aktsarahum laa ya'lamuuna 37. Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mu'jizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mu'jizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." wamaa min daabbatin fii al- ardhi walaa thaa-irin yathiiru bijanaahayhi illaa umamun amtsaalukum maa farrathnaa fii alkitaabi min syay-in tsumma ilaa rabbihim yuhsyaruuna 38. Dan tiadalah binatang- binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab [472 ], kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. [472 ] sebahagian mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. Dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Quraan dengan arti: dalam Al-Quraan itu telah ada pokok-pokok agama, norma- norma, hukum-hukum, hikmah- hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya. waalladziina kadzdzabuu bi- aayaatinaa shummun wabukmun fii alzhzhulumaati man yasya-i allaahu yudhlilhu waman yasya/ yaj'alhu 'alaa shiraathin mustaqiimin 39. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya [473 ]. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus. [473 ] lihat not [34 ] qul ara-aytakum in ataakum 'adzaabu allaahi aw atatkumu alssaa'atu aghayra allaahi tad'uuna in kuntum shaadiqiina 40. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah; jika kamu orang-orang yang benar!" * bal iyyaahu tad'uuna fayaksyifu maa tad'uuna ilayhi in syaa-a watansawna maa tusyrikuuna 41. ( Tidak), tetapi hanya Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdo'a kepadaNya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah). walaqad arsalnaa ilaa umamin min qablika fa-akhadznaahum bialba/saa-i waaldhdharraa-i la'allahum yatadharra'uuna 42. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. falawlaa idz jaa-ahum ba/sunaa tadharra'uu walaakin qasat quluubuhum wazayyana lahumu alsysyayth aanu maa kaanuu ya'maluuna 43. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. falammaa nasuu maa dzukkiruu bihi fatahnaa 'alayhim abwaaba kulli syay-in hattaa idzaa farihuu bimaa uutuu akhadznaahum baghtatan fa-idzaa hum mublisuuna 44. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. faquthi'a daabiru alqawmi alladziina zhalamuu waalhamdu lillaahi rabbi al'aalamiina 45. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. qul ara-aytum in akhadza allaahu sam'akum wa- abshaarakum wakhatama 'alaa quluubikum man ilaahun ghayru allaahi ya/tiikum bihi unzhur kayfa nusharrifu al-aayaati tsumma hum yashdifuuna 46. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga). qul ara-aytakum in ataakum 'adzaabu allaahi baghtatan aw jahratan hal yuhlaku illaa alqawmu alzhzhaalimuuna 47. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong, atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan (Allah) selain dari orang yang zalim?" wamaa nursilu almursaliina illaa mubasysyiriina wamundziriina faman aamana wa-ashlaha falaa khawfun 'alayhim walaa hum yahzanuuna 48. Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan [474 ], maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. [474 ] Lihat not 105
waalladziina kadzdzabuu bi- aayaatinaa yamassuhumu al'adzaabu bimaa kaanuu yafsuquuna 49. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik. qul laa aquulu lakum 'indii khazaa-inu allaahi walaa a'lamu alghayba walaa aquulu lakum innii malakun in attabi'u illaa maa yuuhaa ilayya qul hal yastawii al-a'maa waalbashiiru afalaa tatafakkaruuna 50. Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" * wa-andzir bihi alladziina yakhaafuuna an yuhsyaruu ilaa rabbihim laysa lahum min duunihi waliyyun walaa syafii'un la'allahum yattaquuna 51. Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain daripada Allah, agar mereka bertakwa. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55). Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba-hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah Al- Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
walaa tathrudi alladziina yad'uuna rabbahum bialghadaa ti waal'asyiyyi yuriiduuna wajhahu maa 'alayka min hisaabihim min syay-in wamaa min hisaabika 'alayhim min syay-in fatathrudahum fatakuuna mina alzhzhaalimiina 52. Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim) [475 ]. [475 ] Ketika Rasulullah SAW sedang duduk-duduk bersama orang mu'min yang dianggap rendah dan miskin oleh kaum Quraisy, datanglah beberapa pemuka Quraisy hendak bicara dengan Rasulullah, tetapi mereka enggan duduk bersama mu'min itu, dan mereka mengusulkan supaya orang- orang mu'min itu diusir saja, lalu turunlah ayat ini. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55). Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan melalui Saad bin Abu Waqqash yang mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan enam orang, yaitu saya sendiri, Abdullah bin Masud dan empat orang lainnya. Mereka (kaum musyrikin) berkata kepada Rasulullah saw., "Usirlah mereka (yakni para pengikut Nabi) sebab kami merasa malu menjadi pengikutmu seperti mereka." Akhirnya hampir saja Nabi saw. terpengaruh oleh permintaan mereka, akan tetapi sebelum terjadi, Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya...," sampai dengan firman-Nya, "...Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang- orang yang bersyukur (kepada- Nya)." (Q.S. Al-An'am 52-53).
Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba- hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah Al- Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
Ibnu Jarir, Ibnu Abu Hatim dan selain mereka berdua mengetengahkan melalui Khabbab yang telah berkata, bahwa Aqra' bin Habis dan Uyainah bin Hishn telah datang menghadap, lalu mereka menemukan Rasulullah saw. bersama Shuhaib, Bilal, Ammar dan Khabbab dalam keadaan duduk-duduk ditemani oleh segolongan kaum mukminin yang lemah-lemah. Tatkala mereka melihat orang-orang tersebut berada di sekitar Nabi saw., mereka menghina orang- orang lemah sahabat Nabi itu. Kemudian mereka menemui Nabi saw. secara tertutup lalu mereka berkata, "Kami menghendaki engkau membuat suatu majelis tersendiri untuk kami, tentu engkau telah mengetahui kedudukan kami di kalangan orang-orang Arab. Sebab para utusan Arab sering datang kepadamu; kami merasa malu apabila datang utusan orang-orang Arab, mereka melihat kami bersama dengan budak-budak itu. Untuk itu kami minta apabila kami datang kepadamu, harap engkau mengusir mereka dari sisimu, dan apabila kami telah selesai bertemu denganmu, maka kami persilakan engkau duduk kembali bersama mereka jika hal itu engkau kehendaki." Nabi saw. menjawab, "Ya." Kemudian setelah itu turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-An'am 52). Kemudian Allah swt. menyebutkan tentang Aqra' dan temannya itu melalui firman-Nya, "Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang yang miskin)..." (Q.S. Al-An'am 53).
Dan tersebutlah bahwa Rasulullah saw. sering duduk- duduk bersama kami, apabila ia bermaksud pergi, maka ia berdiri dan meninggalkan kami masih dalam keadaan duduk. Setelah itu turunlah firman Allah, "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang- orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-Kahfi 28).
Ibnu Katsir berkata, "Hadis ini adalah hadis garib, sebab sesungguhnya ayat ini adalah Makiah, sedangkan Aqra' dan Uyainah sesungguhnya mereka berdua baru masuk Islam sesudah lewat satu tahun masa hijrah." wakadzaalika fatannaa ba'dhahum biba'dhin liyaquuluu ahaaulaa-i manna allaahu 'alayhim min bayninaa alaysa allaahu bi-a'lama bialsysyaakiriina 53. Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang- orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya) ?" SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55). Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan melalui Saad bin Abu Waqqash yang mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan enam orang, yaitu saya sendiri, Abdullah bin Masud dan empat orang lainnya. Mereka (kaum musyrikin) berkata kepada Rasulullah saw., "Usirlah mereka (yakni para pengikut Nabi) sebab kami merasa malu menjadi pengikutmu seperti mereka." Akhirnya hampir saja Nabi saw. terpengaruh oleh permintaan mereka, akan tetapi sebelum terjadi, Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya...," sampai dengan firman-Nya, "...Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang- orang yang bersyukur (kepada- Nya)." (Q.S. Al-An'am 52-53).
Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba- hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah Al- Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
Ibnu Jarir, Ibnu Abu Hatim dan selain mereka berdua mengetengahkan melalui Khabbab yang telah berkata, bahwa Aqra' bin Habis dan Uyainah bin Hishn telah datang menghadap, lalu mereka menemukan Rasulullah saw. bersama Shuhaib, Bilal, Ammar dan Khabbab dalam keadaan duduk-duduk ditemani oleh segolongan kaum mukminin yang lemah-lemah. Tatkala mereka melihat orang-orang tersebut berada di sekitar Nabi saw., mereka menghina orang- orang lemah sahabat Nabi itu. Kemudian mereka menemui Nabi saw. secara tertutup lalu mereka berkata, "Kami menghendaki engkau membuat suatu majelis tersendiri untuk kami, tentu engkau telah mengetahui kedudukan kami di kalangan orang-orang Arab. Sebab para utusan Arab sering datang kepadamu; kami merasa malu apabila datang utusan orang-orang Arab, mereka melihat kami bersama dengan budak-budak itu. Untuk itu kami minta apabila kami datang kepadamu, harap engkau mengusir mereka dari sisimu, dan apabila kami telah selesai bertemu denganmu, maka kami persilakan engkau duduk kembali bersama mereka jika hal itu engkau kehendaki." Nabi saw. menjawab, "Ya." Kemudian setelah itu turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-An'am 52). Kemudian Allah swt. menyebutkan tentang Aqra' dan temannya itu melalui firman-Nya, "Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang yang miskin)..." (Q.S. Al-An'am 53).
Dan tersebutlah bahwa Rasulullah saw. sering duduk- duduk bersama kami, apabila ia bermaksud pergi, maka ia berdiri dan meninggalkan kami masih dalam keadaan duduk. Setelah itu turunlah firman Allah, "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang- orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-Kahfi 28).
Ibnu Katsir berkata, "Hadis ini adalah hadis garib, sebab sesungguhnya ayat ini adalah Makiah, sedangkan Aqra' dan Uyainah sesungguhnya mereka berdua baru masuk Islam sesudah lewat satu tahun masa hijrah." wa-idzaa jaa-aka alladziina yu/ minuuna bi-aayaatinaa faqul salaamun 'alaykum kataba rabbukum 'alaa nafsihi alrrahmata annahu man 'amila minkum suu-an bijahaalatin tsumma taaba min ba'dihi wa- ashlaha fa-annahu ghafuurun rahiimun 54. Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: "Salaamun alaikum [476 ]. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang [477 ], (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan [478 ], kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [476 ] Salaamun 'alikum artinya mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu. [477 ] lihat not [462 ] [478 ] lihat not [277 ] SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55). Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir hamba-hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah Al- Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
Faryabi dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Mahan yang telah mengatakan, bahwa pada suatu hari ada orang- orang datang menemui Nabi saw. Kemudian mereka berkata, "Sesungguhnya kami telah melakukan dosa-dosa yang besar", akan tetapi Nabi saw. sama sekali tidak menjawab pertanyaan mereka. Kemudian Allah menurunkan firman-Nya, "Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu..." (Q.S. Al- An'am 54).
wakadzaalika nufashshilu al- aayaati walitastabiina sabiilu almujrimiina 55. Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quraan (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang- orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55).
qul innii nuhiitu an a'buda alladz iina tad'uuna min duuni allaahi qul laa attabi'u ahwaa- akum qad dhalaltu idzan wamaa anaa mina almuhtadiina 56. Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan- tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang- orang yang mendapat petunjuk". qul innii 'alaa bayyinatin min rabbii wakadzdzabtum bihi maa 'indii maa tasta'jiluuna bihi ini alhukmu illaa lillaahi yaqushshu alhaqqa wahuwa khayru alfaasiliina 57. Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al-Qur'an) dari Tuhanku [479 ], sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik". [479 ] Maksudnya: Nabi Muhammad SAW mempunyai bukti yang nyata atas kebenarannya. qul law anna 'indii maa tasta'jiluuna bihi laqudhiya al- amru baynii wabaynakum waallaa hu a'lamu bialzhzhaalimiina 58. Katakanlah: "Kalau sekiranya ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan, tentu telah diselesaikan Allah urusan yang ada antara aku dan kamu [480 ]. Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim. [480 ] Maksudnya: tentu Allah telah menurunkan azab kepadamu sampai kamu binasa. wa'indahu mafaatihu alghaybi laa ya'lamuhaa illaa huwa waya'lamu maa fii albarri waalbahri wamaa tasquthu min waraqatin illaa ya'lamuhaa walaa habbatin fii zhulumaati al-ardhi walaa rathbin walaa yaabisin illaa fii kitaabin mubiinin 59. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" wahuwa alladzii yatawaffaakum biallayli waya'lamu maa jarahtum bialnnahaari tsumma yab'atsukum fiihi liyuqdaa ajalun musamman tsumma ilayhi marji'ukum tsumma yunabbi-ukum bimaa kuntum ta'maluuna 60. Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan [481 ], kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. [481 ] Kamu ditidurkan di malam hari dan dibangunkan di siang hari, supaya dengan perputaran waktu itu habislah umurmu yang telah ditentukan. * wahuwa alqaahiru fawqa 'ibaadihi wayursilu 'alaykum hafazhatan hattaa idzaa jaa-a ahadakumu almawtu tawaffat- hu rusulunaa wahum laa yufarrithuuna 61. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus- Nya kepadamu malaikat- malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat- malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. tsumma rudduu ilaa allaahi mawlaahumu alhaqqi alaa lahu alhukmu wahuwa asra'u alhaasibiina 62. Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaanNya. Dan Dialah Pembuat Perhitungan yang paling cepat. qul man yunajjiikum min zh ulumaati albarri waalbahri tad'uunahu tadharru'an wakhufyatan la-in anjaanaa min haadzihi lanakuunanna mina alsysyaakiriina 63. Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada- Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"". quli allaahu yunajjiikum minhaa wamin kulli karbin tsumma antum tusyrikuuna 64. Katakanlah: "Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya." qul huwa alqaadiru 'alaa an yab'atsa 'alaykum 'adzaaban min fawqikum aw min tahti arjulikum aw yalbisakum syiya'an wayudz iiqa ba'dhakum ba/sa ba'dhin unzhur kayfa nusharrifu al-aayaati la'allahum yafqahuuna 65. Katakanlah: " Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu [482 ] atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda- tanda kebesaran Kami silih berganti [483 ] agar mereka memahami(nya)". [482 ] Azab yang datang dari atas seperti hujan batu, petir dan lain lain. Yang datang dari bawah seperti gempa bumi, banjir dan sebagainya. [483 ] Maksudnya: Allah s.w.t. mendatangkan tanda-tanda kebesaranNya dalam berbagai rupa dengan cara yang berganti- ganti. Adapula para mufassirin yang mengartikan ayat di sini dengan ayat-ayat Al-Quraan yang berarti bahwa ayat Al- Quraan itu diturunkan ada yang berupa berita gembira, ada yang berupa peringatan, cerita-cerita, hukum-hukum dan lain-lain. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Zaid bin Aslam yang telah mengatakan, bahwa tatkala ayat ini turun, yaitu firman-Nya, "Katakanlah! 'Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu...'" (Q.S. Al- An'am 65) Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kamu kembali menjadi kufur sesudahku di mana sebagian kamu memukul leher sebagian lainnya dengan pedang." Kemudian para sahabat berkata, "Bukankah kami telah bersaksi, bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah sebagai utusan-Nya?" Sedangkan sebagian orang- orang mengatakan, "Tidak akan terjadi selamanya sebagian di antara kami memukul sebagian lainnya sedangkan kami sama- sama sebagai kaum muslimin." Kemudian turunlah ayat, "Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih-berganti agar mereka memahaminya. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.' Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui." (Q.S. Al-An`am 65-67).
wakadzdzaba bihi qawmuka wahuwa alhaqqu qul lastu 'alaykum biwakiilin 66. Dan kaummu mendustakannya (azab) [484 ] padahal azab itu benar adanya. Katakanlah: "Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu". [484 ] sebahagian mufassirin mengatakan bahwa yang didustakan itu ialah Al-Quraan. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Zaid bin Aslam yang telah mengatakan, bahwa tatkala ayat ini turun, yaitu firman-Nya, "Katakanlah! 'Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu...'" (Q.S. Al- An'am 65) Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kamu kembali menjadi kufur sesudahku di mana sebagian kamu memukul leher sebagian lainnya dengan pedang." Kemudian para sahabat berkata, "Bukankah kami telah bersaksi, bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah sebagai utusan-Nya?" Sedangkan sebagian orang- orang mengatakan, "Tidak akan terjadi selamanya sebagian di antara kami memukul sebagian lainnya sedangkan kami sama- sama sebagai kaum muslimin." Kemudian turunlah ayat, "Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih-berganti agar mereka memahaminya. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.' Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui." (Q.S. Al-An`am 65-67).
likulli naba-in mustaqarrun wasawfa ta'lamuuna 67. Untuk setiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Zaid bin Aslam yang telah mengatakan, bahwa tatkala ayat ini turun, yaitu firman-Nya, "Katakanlah! 'Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu...'" (Q.S. Al- An'am 65) Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kamu kembali menjadi kufur sesudahku di mana sebagian kamu memukul leher sebagian lainnya dengan pedang." Kemudian para sahabat berkata, "Bukankah kami telah bersaksi, bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah sebagai utusan-Nya?" Sedangkan sebagian orang- orang mengatakan, "Tidak akan terjadi selamanya sebagian di antara kami memukul sebagian lainnya sedangkan kami sama- sama sebagai kaum muslimin." Kemudian turunlah ayat, "Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih-berganti agar mereka memahaminya. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.' Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui." (Q.S. Al-An`am 65-67).
wa-idzaa ra-ayta alladziina yakhuudhuuna fii aayaatinaa fa- a'ridh 'anhum hattaa yakhuudhuu fii hadiitsin ghayrihi wa-immaa yunsiyannaka alsysyaythaanu falaa taq'ud ba'da aldzdzikraa ma'a alqawmi alzhzhaalimiina 68. Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok- olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). wamaa 'alaa alladziina yattaquuna min hisaabihim min syay-in walaakin dzikraa la'allahum yattaquuna 69. Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa. wadzari alladziina ittakhadzuu diinahum la'iban walahwan wagharrat-humu alh ayaatu alddunyaa wadzakkir bihi an tubsala nafsun bimaa kasabat laysa lahaa min duuni allaahi waliyyun walaa syafii'un wa-in ta'dil kulla 'adlin laa yu/khadz minhaa ulaa-ika alladziina ubsiluu bimaa kasabuu lahum syaraabun min hamiimin wa'adzaabun aliimun bimaa kaanuu yakfuruuna 70. Dan tinggalkan lah orang- orang yang menjadikan agama [485 ] mereka sebagai main- main dan senda gurau [486 ], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quraan itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at[487 ] selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. [485 ] Yakni agama Islam yang disuruh mereka mematuhinya dengan sungguh-sungguh. [486 ] Arti menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau ialah memperolokkan agama itu mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi laranganNya dengan dasar main-main dan tidak sungguh- sungguh. [487 ] Lihat not [46 ] * qul anad'uu min duuni allaahi maa laa yanfa'unaa walaa yadhurrunaa wanuraddu 'alaa a'qaabinaa ba'da idz hadaanaa allaahu kaalladzii istahwat-hu alsysyayaathiinu fii al-ardhi hayraana lahu ash-haabun yad'uunahu ilaa alhudaa i/tinaa qul inna hudaa allaahi huwa alhudaa waumirnaa linuslima lirabbi al'aalamiina 71. Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang [488 ], sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam, [488 ] Maksudnya: syirik. wa-an aqiimuu alshshalaata waittaquuhu wahuwa alladzii ilayhi tuhsyaruuna 72. dan agar mendirikan sembahyang serta bertakwa kepadaNya". Dan Dialah Tuhan yang kepadaNyalah kamu akan dihimpunkan. wahuwa alladzii khalaqa alssamaawaati waal-ardha bialhaqqi wayawma yaquulu kun fayakuunu qawluhu alh aqqu walahu almulku yawma yunfakhu fii alshshuuri 'aalimu alghaybi waalsysyahaadati wahuwa alhakiimu alkhabiiru 73. Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan- Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. wa-idz qaala ibraahiimu li-abiihi aazara atattakhidzu ashnaaman aalihatan innii araaka waqawmaka fii dhalaalin mubiinin 74. Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar [489 ], "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan- tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." [489 ] Di antara mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "Abiihi" (bapaknya) ialah "pamannya". wakadzaalika nurii ibraahiima malakuuta alssamaawaati waal- ardhi waliyakuuna mina almuuqiniina 75. Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. falammaa janna 'alayhi allaylu raaa kawkaban qaala haadzaa rabbii falammaa afala qaala laa uhibbu al-aafiliina 76. Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." falammaa raaa alqamara baazighan qaala haadzaa rabbii falammaa afala qaala la-in lam yahdinii rabbii la-akuunanna mina alqawmi aldhdhaa lliina 77. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." falammaa raaa alsysyamsa baazighatan qaala haadzaa rabbii haadzaa akbaru falammaa afalat qaala yaa qawmi innii barii-un mimmaa tusyrikuuna 78. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathara alssamaawaati waal- ardha haniifan wamaa anaa mina almusyrikiina 79. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang- orang yang mempersekutukan Tuhan. wahaajjahu qawmuhu qaala atuhaajjuunnii fii allaahi waqad hadaani walaa akhaafu maa tusyrikuuna bihi illaa an yasyaa- a rabbii syay-an wasi'a rabbii kulla syay-in 'ilman afalaa tatadzakkaruuna 80. Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku". Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan- sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?" *
(( SAMBUNGAN SURAH INI ))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

www.picasion.com

SAHABAT

TOTAL TAYANGAN KAMI
free hit counter

KLIK MURTOMPANG CITY