Sambungan Surah Al Anfaal : jumlah Ayat : 75

wai'lamuu annamaa ghanimtum min syay-in fa-anna lillaahi khumusahu walilrrasuuli walidz ii alqurbaa waalyataamaa waalmasaakiini waibni alssabiili in kuntum aamantum biallaahi wamaa anzalnaa 'alaa 'abdinaa yawma alfurqaani yawma iltaqaa aljam'aani waallaahu 'alaa kulli syay-in qadiirun 41. Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang [613 ], maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak- anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil [614 ], jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa [615 ] yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan [616 ], yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [613 ] Yang dimaksud dengan rampasan perang (ghanimah) adalah harta yang diperoleh dari orang-orang kafir dengan melalui pertempuran, sedang yang diperoleh tidak dengan pertempuran dinama fa'i. Pembagian dalam ayat ini berhubungan dengan ghanimah saja. Fa'i dibahas dalam surat al- Hasyr [614 ] Maksudnya: seperlima dari ghanimah itu dibagikan kepada: a. Allah dan RasulNya. b. Kerabat Rasul (Banu Hasyim dan Muthalib). c. Anak Yatim. d. Fakir miskin. e. Ibnussabil. Sedang empat-perlima dari ghanimah itu dibagikan kepada yang ikut bertempur. [615 ] Yang dimaksud dengan apa ialah: ayat-ayat Al-Qur'an, malaikat dan pertolongan. [616 ] Furqaan ialah: pemisah antara yang hak dan yang batil. Yang dimaksud dengan hari Al Furqaan ialah hari jelasnya kemenangan orang Islam dan kekalahan orang kafir, yaitu hari bertemunya dua pasukan di peprangan Badar, pada hari Jum'at 17 Ramadhan tahun ke 2
Hijriah. Sebagian mufassirin berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya Al-Qur'anul Kariem pada malam 17
Ramadhan. idz antum bial'udwati alddunyaa wahum bial'udwati alqushwaa waalrrakbu asfala minkum walaw tawaa 'adtum laikhtalaftum fii almii'aadi walaakin liyaqdhiya allaahu amran kaana maf'uulan liyahlika man halaka 'an bayyinatin wayah yaa man hayya 'an bayyinatin wa-inna allaaha lasamii'un 'aliimun 42. ( Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu [617 ]. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan [618 ], yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula) [619 ]. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, [617 ] Maksudnya: Kaum muslimin waktu itu berada di pinggir lembah yang dekat ke Madinah, dan orang-orang kafir berada di pinggir lembah yang jauh dari Madinah. Sedang kafilah yang dipimpin oleh Abu Sofyan itu berada di tepi pantai kira-kira 5 mil dari Badar. [618 ] Maksudnya: kemenangan kaum muslimin dan kehancuran kaum musyrikin. [619 ] Maksudnya: agar orang- orang yang tetap di dalam kekafirannya tidak mempunyai alasan lagi untuk tetap dalam kekafiran itu, dan orang-orang yang benar keimanannya adalah berdasarkan kepada bukti-bukti yang nyata. idz yuriikahumu allaahu fii manaamika qaliilan walaw araakahum katsiiran lafasyiltum walatanaaza'tum fii al-amri walaakinna allaaha sallama innahu 'aliimun bidzaati alshshuduuri 43. ( yaitu) ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah- bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati. wa-idz yuriikumuuhum idzi iltaqaytum fii a'yunikum qaliilan wayuqallilukum fii a'yunihim liyaqdh iya allaahu amran kaana maf'uulan wa-ilaa allaahi turja'u al-umuuru 44. Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanyalah kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu idzaa laqiitum fi-atan fautsbutuu waudzkuruu allaaha katsiiran la'allakum tuflihuuna 45. Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya [620 ] agar kamu beruntung. [620 ] Maksudnya ialah: memperbanyak zikir dan do'a. wa-athii'uu allaaha warasuulahu walaa tanaaza'uu fatafsyaluu watadzhaba riihukum waishbiruu inna allaaha ma'a alshshaabiriina 46. Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. walaa takuunuu kaalladziina kharajuu min diyaarihim batharan wari-aa-a alnnaasi wayashudduuna 'an sabiili allaahi waallaahu bimaa ya'maluuna muhiithun 47. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Muhammad bin Kaab Al-Qurzhiy yang telah menceritakan, bahwa tatkala orang-orang musyrik Quraisy keluar dari Mekah dengan tujuan Badar, mereka keluar dengan mengikutsertakan para biduan dan musik-musik genderang. Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kalian menjadi seperti orang- orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh..." (Q.S. Al-Anfaal 47).
wa-idz zayyana lahumu alsysyaythaanu a'maalahum waqaala laa ghaaliba lakumu alyawma mina alnnaasi wa-innii jaarun lakum falammaa taraa- ati alfi-ataani nakasha 'alaa 'aqibayhi waqaala innii barii-un minkum innii araa maa laa tarawna innii akhaafu allaaha waallaahu syadiidu al'iqaabi 48. Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah". Dan Allah sangat keras siksa-Nya. idz yaquulu almunaafiquuna waalladziina fii quluubihim maradhun gharra haaulaa-i diinuhum waman yatawakkal 'alaa allaahi fa-inna allaaha 'aziizun hakiimun 49. ( Ingatlah), ketika orang- orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mu'min) ditipu oleh agamanya". (Allah berfirman): "Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Thabrani di dalam kitab Ausathnya telah meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah r.a dengan sanad yang dhaif, ia berkata, "Ketika Allah swt. menurunkan kepada Nabi-Nya di Mekah, 'Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang,' (Q.S. Al- Qamar 45) maka Umar bin Khattab bertanya, 'Wahai Rasulullah, golongan sipakah itu?' Peristiwa itu sebelum perang Badar, lalu ketika terjadi perang Badar dan tentara Quraisy dikalahkan saya melihat Rasulullah saw. mengejar mereka sambil menghunus pedang dan membaca, 'Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang,' (Q.S. Al- Qamar 45). Itu terjadi dalam perang Badar kemudian Allah swt. menurunkan tentang mereka ayat, 'Hingga apabila Kami timpakan azab kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka....' (Q.S. Al- Mukminun 64) serta menurunkan juga firman-Nya, 'Tidakkah kalian perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran.' (Ibrahim 28). Di dalam perang Badar itu Rasulullah saw. melempari pasukan kaum musyrikin dengan batu kerikil, lemparan Rasulullah itu menyebar mengenai sebagian besar mereka dan memenuhi mata serta mulut mereka. Sehingga seorang lelaki dari kalangan mereka terbunuh sedangkan mata dan mulutnya penuh dengan batu kerikil. Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar." (Q.S. Al-Anfaal 17).
Dan Allah menurunkan firman- Nya sehubungan dengan iblis yang membantu kaum musyrikin dalam perang Badar, yaitu firman-Nya, "Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat-melihat (berhadapan) iblis itu balik ke belakang...." (Q.S. Al-Anfaal 48).
Atabah bin Abu Rabiah dan segolongan orang-orang musyrik yang bersamanya ketika dalam perang Badar mengatakan, "Mereka itu (orang-orang Mukminin) ditipu oleh agamanya." Maka pada saat itu juga Allah swt. menurunkan firman-Nya, "(Ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata, 'Mereka itu (orang-orang Mukminin) ditipu oleh agamanya.'" (Q.S. Al-Anfaal 49).
walaw taraa idz yatawaffaa alladziina kafaruu almalaa-ikatu yadhribuuna wujuuhahum wa- adbaarahum wadzuuquu 'adzaaba alhariiqi 50. Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri). dzaalika bimaa qaddamat aydiikum wa-anna allaaha laysa bizhallaamin lil'abiidi 51. Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya, kada/bi aali fir'awna waalladziina min qablihim kafaruu bi-aayaati allaahi fa- akhadzahumu allaahu bidzunuubihim inna allaaha qawiyyun syadiidu al'iqaabi 52. ( keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa- dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya. dzaalika bi-anna allaaha lam yaku mughayyiran ni'matan an'amahaa 'alaa qawmin hattaa yughayyiruu maa bi-anfusihim wa-anna allaaha samii'un 'aliimun 53. ( Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu ni'mat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri [621 ], dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [621 ] Allah tidak mencabut ni'mat yang telah dilimpahkan- Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tetap ta'at dan bersyukur kepada Allah. kada/bi aali fir'awna waalladziina min qablihim kadzdzabuu bi-aayaati rabbihim fa-ahlaknaahum bidzunuubihim wa-aghraqnaa aala fir'awna wakullun kaanuu zhaalimiina 54. ( keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang- orang yang zalim. inna syarra alddawaabbi 'inda allaahi alladziina kafaruu fahum laa yu/minuuna 55. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman. SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Syekh telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Said bin Jubair yang telah menceritakan, bahwa firman Allah swt., "Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman." (Q.S. Al-Anfaal 55).
Ayat ini diturunkan berkenaan dengan enam golongan dari kalangan orang-orang Yahudi, yang di antara mereka terdapat Ibnu Tabut. alladziina 'aahadta minhum tsumma yanqudhuuna 'ahdahum fii kulli marratin wahum laa yattaquuna 56. ( Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat- akibatnya). fa-immaa tatsqafannahum fii alharbi fasyarrid bihim man khalfahum la'allahum yadzdz akkaruuna 57. Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran. wa-immaa takhaafanna min qawmin khiyaanatan fainbidz ilayhim 'alaa sawa-in inna allaaha laa yuhibbu alkhaa-iniina 58. Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat. SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Syekh telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Ibnu Syihab yang telah menceritakan, bahwa malaikat Jibril masuk menemui Rasulullah lalu berkata kepadanya, "Senjata (perang) diletakkan (berhenti) akan tetapi engkau masih tetap mengejar kaum musyrikin. Maka sekarang keluarlah engkau, karena sesungguhnya Allah telah memberi izin kepadamu untuk memerangi orang-orang Yahudi Bani Quraizhah." Dan Allah menurunkan firman-Nya berikut ini berkenaan dengan orang-orang Bani Quraizhah tadi; yaitu, "Dan jika kamu merasa khawatir dari suatu golongan..." (Q.S. Al-Anfaal 58).
walaa yahsabanna alladziina kafaruu sabaquu innahum laa yu'jizuuna 59. Dan janganlah orang-orang yang kafir itu mengira, bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Allah). wa-a'idduu lahum maa istatha'tum min quwwatin wamin ribaathi alkhayli turhibuuna bihi 'aduwwa allaahi wa'aduwwakum waaakhariina min duunihim laa ta'lamuunahumu allaahu ya'lamuhum wamaa tunfiquu min syay-in fii sabiili allaahi yuwaffa ilaykum wa-antum laa tuzhlamuuna 60. Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). * wa-in janahuu lilssalmi faijnah lahaa watawakkal 'alaa allaahi innahu huwa alssamii'u al'aliimu 61. Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. wa-in yuriiduu an yakhda'uuka fa-inna h asbaka allaahu huwa alladzii ayyadaka binashrihi wabialmu/miniina 62. Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mu'min, wa-allafa bayna quluubihim law anfaqta maa fii al-ardhi jamii'an maa allafta bayna quluubihim walaakinna allaaha allafa baynahum innahu 'aziizun h akiimun 63. dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman) [622 ]. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. [622 ] Penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj selalu bermusuhan sebelum Nabi Muhammad s.a.w hijrah ke Medinah dan mereka masuk Islam, permusuhan itu hilang. yaa ayyuhaa alnnabiyyu hasbuka allaahu wamani ittaba'aka mina almu/miniina 64. Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mu'min yang mengikutimu. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Bazzar telah meriwayatkan sebuah hadis dengan sanad yang dhaif (lemah) melalui Ikrimah dari Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika Umar masuk Islam, orang-orang musyrik mengatakan, "Kaum (Muslimin) sekarang benar-benar telah mengambil separuh kekuatan kami." Kemudian Allah saw. menurunkan firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah dan orang- orang Mukmin yang mengikutimu (menjadi penolongmu)." (Q.S. Al-Anfaal 64). Akan tetapi hadis ini mempunyai syahid-syahid yang cukup kuat, sehingga mengangkat predikatnya. Imam Thabrani dan lain-lainnya telah meriwayatkan sebuah hadis melalui jalur periwayatan Said bin Jubair dan Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika masuk Islam kepada Nabi saw. sebanyak tiga puluh sembilan orang lelaki dan wanita, kemudian disusul pula oleh Islamnya Umar, sehingga jumlah mereka menjadi empat puluh orang. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah dan orang- orang Mukmin yang mengikutimu (menjadi penolongmu)." (Q.S. Al-Anfaal 64). Ibnu Abu Hatim telah mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang sahih melalui Said bin Jubair yang telah menceritakan, bahwa tatkala sebanyak tiga puluh tiga orang laki-laki dan enam orang wanita masuk Islam kepada Nabi saw. Umar pun masuk Islam, maka turunlah firman- Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah..." (Q.S. Al-Anfaal 64). Abu Syekh telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Said bin Musayyab yang telah menceritakan, bahwa tatkala Umar masuk Islam, maka berkenaan dengan peristiwa itu Allah menurunkan firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah..." (Q.S. Al-Anfaal 64).
yaa ayyuhaa alnnabiyyu harridhi almu/miniina 'alaa alqitaali in yakun minkum 'isyruuna shaa biruuna yaghlibuu mi- atayni wa-in yakun minkum mi- atun yaghlibuu alfan mina alladz iina kafaruu bi-annahum qawmun laa yafqahuuna 65. Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu'min untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang- orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. [623 ] [623 ] Maksudnya: mereka tidak mengerti bahwa perang itu haruslah untuk membela keyakinan dan mena'ati perintah Allah. Mereka berperang hanya semata-mata mempertahankan tradisi jahiliyah dan maksud- maksud duniawiyah lainnya. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ishaq bin Rahawaih di dalam kitab musnadnya telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika Allah menentukan atas kaum Mukminin, hendaknya setiap orang di antara mereka menghadapi sepuluh orang musuh. Maka hal ini dirasakan amat berat oleh mereka, maka kemudian Allah swt. memberikan keringanan kepada mereka sehingga seseorang hanya ditentukan untuk menghadapi dua orang musuh saja. Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh...." (Q.S. Al-Anfaal 65-66).
al-aana khaffafa allaahu 'ankum wa'alima anna fiikum dha'fan fa-in yakun minkum mi-atun shaa biratun yaghlibuu mi-atayni wa-in yakun minkum alfun yaghlibuu alfayni bi-idz ni allaahi waallaahu ma'a alshshaabiriina 66. Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ishaq bin Rahawaih di dalam kitab musnadnya telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika Allah menentukan atas kaum Mukminin, hendaknya setiap orang di antara mereka menghadapi sepuluh orang musuh. Maka hal ini dirasakan amat berat oleh mereka, maka kemudian Allah swt. memberikan keringanan kepada mereka sehingga seseorang hanya ditentukan untuk menghadapi dua orang musuh saja. Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh...." (Q.S. Al-Anfaal 65-66).
maa kaana linabiyyin an yakuuna lahu asraa hattaa yutskhina fii al-ardhi turiiduuna 'aradha alddunyaa waallaahu yuriidu al-aakhirata waallaahu 'aziizun hakiimun 67. Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Tirmizi dan Imam Hakim telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Abdullah bin Masud r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika perang Badar baru saja usai kemudian para tawanan dihadapkan kepada Rasulullah saw., maka Rasulullah saw. bersabda, "Bagaimana menurut pendapat kalian tentang para tawanan ini?" dan seterusnya. Di dalam peristiwa ini turunlah firman-Nya membenarkan pendapat Umar r.a., yaitu firman-Nya, "Tidak patut bagi seorang Nabi mempunyai tawanan...." (Q.S. Al-Anfaal 67).
lawlaa kitaabun mina allaahi sabaqa lamassakum fiimaa akhadztum 'adzaabun 'azhiimun 68. Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad dan lain-lainnya telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Anas yang telah menceritakan, bahwa Nabi mengadakan musyawarah bersama dengan para sahabatnya sehubungan dengan para tawanan perang Badar. Maka Nabi saw. memulai dengan sabdanya, "Sesungguhnya Allah telah membuat kalian aman dari gangguan mereka (kaum musyrikin)." Maka pada saat itu juga berdirilah Umar bin Khatthab seraya berkata mengemukakan pendapatnya, "Wahai Rasulullah, penggal saja kepala mereka." Akan tetapi Nabi saw. berpaling daripadanya dan tidak mau menerima apa yang dikemukakannya itu. Lalu berdirilah Abu Bakar mengemukakan pendapatnya, "Kami berpendapat sebaiknya engkau memaafkan mereka dan hendaknya engkau menerima tebusan saja dari mereka." Akhirnya Nabi saw. memaafkan mereka dan menerima fidyah (tebusan) daripada mereka. Maka ketika itu juga turunlah firman-Nya, "Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah..." (Q.S. Al- Anfaal 68). Imam Tirmizi telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. Disebutkan di dalam hadis ini bahwa Nabi saw. telah bersabda, "Ganimah masih belum dihalalkan, ia masih belum dihalalkan terhadap seorang pun yang berkepala hitam di antara orang-orang sebelum kalian. (Bilamana ada ganimah) maka turunlah api dari langit membakarnya sehingga habis semua." Akan tetapi ketika perang Badar telah usai dan kaum Muslimin memperoleh banyak ganimah, lalu mereka mengambil ganimah tersebut sebelum dihalalkan kepada mereka, maka Allah swt. menurunkan firman- Nya, "Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kalian ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kalian ambil." (Q.S. Al-Anfaal 68).
fakuluu mimmaa ghanimtum halaalan thayyiban waittaquu allaaha inna allaaha ghafuurun rahiimun 69. Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. yaa ayyuhaa alnnabiyyu qul liman fii aydiikum mina al-asraa in ya'lami allaahu fii quluubikum khayran yu/tikum khayran mimmaa ukhidza minkum wayaghfir lakum waallaahu ghafuurun rahiimun 70. Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu: "Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu". Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Thabrani telah meriwayatkan sebuah hadis di dalam kitab Ausathnya dengan melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa Abbas (ayahnya) telah bercerita kepadanya, "Demi Allah, firman Allah swt. yang ini diturunkan berkenaan dengan diriku, yaitu ketika aku memberitahukan kepada Rasulullah saw. tentang keislamanku lalu aku meminta kepadanya supaya dia membebaskan diriku dengan harga dua puluh auqiyah emas yang aku bawa serta. Maka sebaliknya dia (Nabi) memberiku dua puluh orang hamba sahaya sebagai imbalan dari dua puluh auqiyah yang telah kuberikan itu. Akan tetapi tak lupa aku selalu mengharapkan ampunan dari Allah." * wa-in yuriiduu khiyaanataka faqad khaanuu allaaha min qablu fa-amkana minhum waallaa hu 'aliimun hakiimun 71. Akan tetapi jika mereka (tawanan-tawanan itu) bermaksud hendak berkhianat kepadamu, maka sesungguhnya mereka telah berkhianat kepada Allah sebelum ini, lalu Allah menjadikan(mu) berkuasa terhadap mereka. Dan ALlah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. inna alladziina aamanuu wahaajaruu wajaahaduu bi- amwaalihim wa-anfusihim fii sabiili allaahi waalladziina aawaw wanasharuu ulaa-ika ba'dhuhum awliyaau ba'dhin waalladziina aamanuu walam yuhaajiruu maa lakum min walaayatihim min syay-in hattaa yuhaajiruu wa-ini istansharuukum fii alddiini fa'alaykumu alnnashru illaa 'alaa qawmin baynakum wabaynahum miitsaaqun waallaahu bimaa ta'maluuna bashiirun 72. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang- orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung- melindungi [624 ]. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. [624 ] Yang dimaksud "lindung melindungi" ialah: di antara Muhajirin dan Anshar terjalin persaudaraan yang amat teguh, untuk membentuk masyarakat yang baik. Demikian keteguhan dan keakraban persaudaraan mereka itu, sehingga pada pemulaan Islam mereka waris- mewarisi seakan-akan mereka bersaudara kandung. waalladziina kafaruu ba'dhuhum awliyaau ba'dhin illaa taf'aluuhu takun fitnatun fii al-ardhi wafasaadun kabiirun 73. Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu [625 ], niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. [625 ] Yang dimaksud dengan apa yang telah diperintahkan Allah itu: keharusan adanya persaudaraan yang teguh antara kaum muslimin. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir dan Abu Syekh telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Saddiy dari Abu Malik yang telah menceritakan, bahwa ada seorang lelaki kalangan kaum Mukminin yang mengatakan, "Kami mewarisi saudara-saudara kami yang musyrik." Maka pada saat itu turunlah firman-Nya, "Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain." (Q.S. Al-Anfaal 73).
waalladziina aamanuu wahaajaruu wajaahaduu fii sabiili allaahi waalladziina aawaw wanasharuu ulaa-ika humu almu/minuuna haqqan lahum maghfiratun warizqun kariimun 74. Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang- orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni'mat) yang mulia. waalladziina aamanuu min ba'du wahaajaruu wajaahaduu ma'akum faulaa-ika minkum wauluu al-arhaami ba'dhuhum awlaa biba'dhin fii kitaabi allaahi inna allaaha bikulli syay-in 'aliimun 75. Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) [626 ] di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [626 ] Maksudnya: yang jadi dasar waris mewarisi dalam Islam ialah hubungan kerabat, bukan hubungan persaudaraan keagamaan sebagaimana yang terjadi antara Muhajirin dan Anshar pada permulaan Islam. SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Zubair yang telah menceritakan, bahwa ada seorang lelaki mengadakan perjanjian dengan lelaki yang lain, "Engkau mewarisi aku dan aku pun mewarisimu." Maka turunlah firman-Nya, "Orang- orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam Kitabullah." (Q.S. Al-Anfaal 75).
Ibnu Saad mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur periwayatan Hisyam bin Urwah dari ayahnya yang telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah saw. telah mempersaudarakan antara Zubair bin Awwam dan Kaab bin Malik. Kemudian Zubair mengatakan, "Sungguh aku melihat Kaab tertimpa luka yang berat di dalam perang Uhud. Lalu aku berkata kepada diriku sendiri, seandainya Kaab meninggal dunia maka niscaya aku akan mewarisi peninggalannya." Maka ketika itu juga turunlah firman-Nya, "Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam Kitabullah." (Q.S. Al-Anfaal 75). Setelah itu harta warisan menjadi hak saudara-saudara dan kaum kerabat mayit dan tidak lagi diwariskan oleh saudara angkat (yang pernah dilakukan Rasulullah saw.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

www.picasion.com

SAHABAT

TOTAL TAYANGAN KAMI
free hit counter

KLIK MURTOMPANG CITY